
Arus Balik Lebaran 2025: Sistem One Way Dimulai 6 April
Arus Balik Lebaran 2025: Sistem One Way Dimulai 6 April
Menjelang berakhirnya libur Idulfitri 2025, pemerintah kembali bersiap menghadapi arus balik Lebaran yang diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan. Demi kelancaran lalu lintas dan menghindari kepadatan ekstrem, sistem one way nasional akan diberlakukan mulai 6 April 2025.
Arus Balik Lebaran 2025: Sistem One Way Dimulai 6 April
Prediksi Lonjakan Kendaraan Saat Arus Balik
Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan, mengungkapkan bahwa kebijakan ini diambil berdasarkan evaluasi pergerakan kendaraan saat arus mudik beberapa hari sebelumnya. “Kami sudah mengkaji data kendaraan yang keluar dari Jakarta dan sekitarnya selama masa mudik. Dari situ, kami bisa memperkirakan waktu dan volume puncak arus balik,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Diketahui, jutaan pemudik meninggalkan Ibu Kota sejak awal April 2025. Dari data yang dikumpulkan oleh Jasa Marga dan operator jalan tol lainnya, lonjakan arus balik diperkirakan mulai terjadi pada tanggal 6 hingga 9 April 2025. Volume kendaraan yang kembali ke arah barat (Jakarta dan sekitarnya) diprediksi mencapai puncaknya pada 7 April malam hingga dini hari keesokan harinya.
Skema One Way dan Contraflow Diterapkan Secara Bertahap
Dalam rangka mengantisipasi kemacetan parah, penerapan sistem satu arah (one way) dilakukan secara bertahap, dimulai dari Gerbang Tol Kalikangkung KM 414 hingga Tol Cikampek KM 72. Setelah itu, akan diberlakukan skema contraflow menuju Jakarta demi menjaga kelancaran arus lalu lintas di jalur arteri dan tol utama.
“Kami ingin menghindari penumpukan kendaraan yang bisa memicu kemacetan panjang, seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, rekayasa lalu lintas dilakukan dengan pertimbangan matang dan berdasarkan data,” jelas Aan.
Korlantas Polri juga menggandeng berbagai pihak seperti Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dan Dishub provinsi dalam pelaksanaan sistem ini. Informasi seputar perubahan arus dan waktu pemberlakuan skema akan diumumkan secara real time melalui media sosial resmi dan layanan radio lalu lintas.
Antisipasi Jalur Alternatif dan Rest Area
Selain menerapkan rekayasa lalu lintas, pihak kepolisian juga menyiapkan jalur alternatif bagi kendaraan pribadi dan angkutan umum. Jalur Pantura, jalur tengah, serta jalur selatan disarankan sebagai opsi tambahan untuk menghindari penumpukan di tol utama.
Bagi pemudik yang melakukan perjalanan panjang, fasilitas rest area juga dipastikan tetap tersedia dan diperluas kapasitasnya. “Kami imbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri berkendara saat lelah. Gunakan rest area yang disediakan, dan pastikan kondisi kendaraan prima,” tambah Aan.
Petugas medis, tim darurat, serta layanan bengkel siaga juga disiagakan di berbagai titik rawan untuk memastikan keselamatan pemudik.
Imbauan Kepada Pemudik: Atur Waktu Balik Lebih Awal
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga mengimbau masyarakat agar tidak menunda kepulangan hingga hari terakhir libur Lebaran. Dengan mengatur waktu perjalanan lebih awal, pemudik dapat menghindari kemacetan dan memanfaatkan jalan tol dengan lebih optimal.
“Masyarakat bisa memanfaatkan informasi dari posko-posko mudik dan layanan digital untuk memantau kondisi lalu lintas sebelum memulai perjalanan. Koordinasi ini penting agar arus balik berjalan lancar,” ungkap Budi Setiyadi, Dirjen Perhubungan Darat.
Sosialisasi Lewat Media Digital dan Tradisional
Salah satu strategi yang diterapkan oleh pihak berwenang adalah menyebarluaskan informasi rekayasa lalu lintas melalui berbagai media, baik digital maupun tradisional. Media sosial seperti Twitter, Instagram, dan WhatsApp Group menjadi alat utama untuk menyampaikan info perubahan arus secara cepat.
Tak hanya itu, penyuluhan melalui radio dan televisi lokal juga digalakkan demi menjangkau masyarakat di daerah yang belum terpapar media digital secara menyeluruh.
Penutup
Dengan diberlakukannya one way nasional mulai 6 April 2025, diharapkan masyarakat bisa merencanakan perjalanan arus balik Lebaran dengan lebih bijak dan aman. Semua langkah yang diambil pemerintah dan aparat terkait bertujuan untuk meminimalisir kemacetan serta menjaga keselamatan seluruh pemudik.
Bagi yang belum kembali ke Ibu Kota, pertimbangkan waktu terbaik dan selalu cek informasi terbaru sebelum berangkat. Selamat kembali ke rutinitas, semoga perjalanan Anda lancar dan selamat sampai tujuan.

Korlantas Polri Siapkan Skema Contraflow dan One Way
Korlantas Polri Siapkan Skema Contraflow dan One Way
Direktorat Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi arus balik Lebaran tahun 2025. Salah satu langkah utama yang akan diterapkan adalah rekayasa lalu lintas dengan skema contraflow dan one way di ruas jalan tol yang menjadi jalur utama kepulangan masyarakat dari kampung halaman.
Korlantas Polri Siapkan Skema Contraflow dan One Way
Brigadir Jenderal Polisi yang tergabung dalam jajaran Korlantas menyatakan bahwa prediksi puncak arus balik diperkirakan terjadi pada tanggal 5 atau 6 Syawal 1446 H, yang bertepatan dengan tanggal 6 atau 7 April 2025. Untuk itu, koordinasi lintas sektor dengan berbagai instansi terkait seperti Jasa Marga, Kementerian Perhubungan, hingga Kementerian PUPR terus dilakukan untuk memastikan kelancaran perjalanan masyarakat.
Strategi Terpadu Rekayasa Lalu Lintas
Langkah antisipatif Korlantas bukan sekadar bersifat reaktif, melainkan dirancang secara sistematis berdasarkan hasil evaluasi arus mudik serta data historis tahun-tahun sebelumnya. Skema contraflow akan diberlakukan secara situasional di titik-titik rawan kemacetan, terutama di ruas tol Jakarta-Cikampek dan Tol Cipali.
Sementara itu, sistem one way akan kembali diberlakukan jika volume kendaraan sudah melebihi kapasitas normal. Pengaturan ini bertujuan untuk mengurai kepadatan dan menjaga arus lalu lintas tetap bergerak. One way rencananya akan diberlakukan dari Gerbang Tol Kalikangkung hingga Gerbang Tol Cikampek Utama, terutama pada puncak arus balik.
“Bersama seluruh pemangku kepentingan, kami terus merumuskan langkah-langkah strategis agar manajemen lalu lintas berjalan efektif dan tidak menimbulkan kepadatan yang berlebihan,” ujar salah satu pejabat Korlantas saat ditemui di Jakarta.
Pantauan Real-Time dan Teknologi Pemantau Lalu Lintas
Dalam mendukung kelancaran arus balik, Korlantas juga memanfaatkan teknologi seperti CCTV, ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), dan drone pemantau arus untuk memantau kondisi lalu lintas secara real-time. Data ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan cepat jika diperlukan perubahan skema lalu lintas secara mendadak.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu memantau update informasi melalui akun media sosial resmi Korlantas serta aplikasi-aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze yang telah terintegrasi dengan data dari Command Center Korlantas.
Imbauan untuk Masyarakat: Atur Waktu Perjalanan
Korlantas juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar tidak menumpuk perjalanan balik di hari terakhir cuti bersama. Membagi waktu perjalanan secara merata dapat membantu menghindari kepadatan yang tidak perlu.
“Jangan menunggu hari terakhir untuk kembali ke kota asal. Jika memungkinkan, manfaatkan waktu lebih awal agar perjalanan lebih lancar dan tidak terjebak dalam kemacetan,” tambah perwakilan Korlantas.
Selain itu, pemudik juga diminta untuk memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima, cukup istirahat sebelum berkendara, serta tidak memaksakan perjalanan jika kondisi fisik tidak mendukung.
Kerja Sama Lintas Instansi Kunci Keberhasilan
Keberhasilan rekayasa lalu lintas arus balik Lebaran tidak bisa hanya bergantung pada Polri. Oleh karena itu, kolaborasi erat dengan pengelola tol, aparat dinas perhubungan, hingga pemerintah daerah menjadi kunci dalam pelaksanaan kebijakan rekayasa ini.
Setiap ruas tol utama akan dijaga ketat oleh personel gabungan yang siap melakukan tindakan cepat terhadap kondisi darurat di lapangan, termasuk kecelakaan atau hambatan lainnya.
Kesimpulan
Menghadapi tantangan arus balik Lebaran 2025, Korlantas Polri telah menyusun strategi rekayasa lalu lintas yang terintegrasi dan berbasis data. Melalui penerapan skema contraflow dan one way, serta pemanfaatan teknologi pemantau lalu lintas, diharapkan masyarakat dapat kembali dari kampung halaman dengan selamat, nyaman, dan tepat waktu.
Kerja sama dari seluruh masyarakat serta instansi terkait akan menjadi kunci utama keberhasilan manajemen arus balik tahun ini. Maka dari itu, mari bersama-sama menciptakan lalu lintas yang aman dan lancar demi kebahagiaan setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga tercinta.

Balik Lebaran: Puncaknya 6–7 April Tips Agar Perjalanan Aman
Balik Lebaran: Puncaknya 6–7 April Tips Agar Perjalanan Aman
Memasuki pekan terakhir masa libur Idul Fitri 2025, pemerintah telah memproyeksikan bahwa puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 6 dan 7 April 2025. Perkiraan ini bukan tanpa dasar, melainkan hasil dari analisis terhadap tren mobilitas masyarakat pada musim mudik tahun-tahun sebelumnya, serta hasil survei daring dan pemantauan sejumlah faktor yang memengaruhi pola perjalanan masyarakat pasca-Lebaran.
Balik Lebaran: Puncaknya 6–7 April Tips Agar Perjalanan Aman
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah menyatakan kesiapannya dalam mengelola lonjakan arus balik. Langkah-langkah antisipatif telah disiapkan sejak jauh-jauh hari untuk memastikan kelancaran dan keselamatan para pemudik yang kembali ke kota asal setelah merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman.
Persiapan Pemerintah dalam Menghadapi Arus Balik
Untuk menghadapi prediksi lonjakan kendaraan di jalur-jalur utama seperti Tol Trans Jawa, Jalur Selatan, dan Jalur Pantura, pihak Kemenhub dan Polri telah mendirikan posko-posko pemantauan dan layanan bantuan. Posko ini tersebar di titik-titik strategis, termasuk rest area, terminal, stasiun, hingga pelabuhan penyeberangan.
Selain itu, penambahan personel kepolisian di lapangan juga dilakukan guna mengatur lalu lintas, memberikan bantuan darurat, serta memantau potensi kemacetan. Polri juga akan mengoperasikan rekayasa lalu lintas, seperti contraflow atau bahkan sistem one way pada titik-titik rawan padat guna mengurai kemacetan.
“Persiapan kami sudah hampir 100 persen. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menunda kepulangan hingga puncak arus balik agar terhindar dari kemacetan,” ujar juru bicara Kemenhub dalam konferensi pers baru-baru ini.
Faktor Penyebab Lonjakan Arus Balik
Beberapa faktor yang diperkirakan turut memengaruhi tingginya arus balik pada 6 dan 7 April mendatang antara lain:
Tanggal tersebut bertepatan dengan hari Minggu dan Senin, di mana sebagian besar aktivitas kantor dan sekolah sudah kembali berjalan mulai Selasa.
Banyak pemudik yang memilih menghabiskan waktu libur maksimal di kampung halaman.
Tidak semua perusahaan memberikan cuti tambahan setelah libur Lebaran, sehingga para pekerja harus kembali tepat waktu.
Tips Agar Arus Balik Lebih Aman dan Lancar
Agar perjalanan arus balik berjalan dengan aman dan efisien, berikut adalah beberapa tips penting yang bisa diikuti oleh para pemudik:
1. Hindari Puncak Arus Balik
Jika memungkinkan, sebaiknya jadwalkan kepulangan sebelum tanggal 6 April atau setelah tanggal 7 April untuk menghindari padatnya lalu lintas.
2. Periksa Kondisi Kendaraan
Pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Cek oli, rem, ban, dan air radiator sebelum berangkat. Jangan lupa membawa peralatan darurat seperti dongkrak, senter, dan kotak P3K.
3. Manfaatkan Aplikasi Navigasi
Gunakan aplikasi seperti Google Maps atau Waze untuk memantau lalu lintas secara real-time dan menghindari titik-titik macet.
4. Istirahat Secukupnya
Jangan paksakan diri menyetir terlalu lama. Gunakan rest area untuk beristirahat setiap 3–4 jam sekali guna menjaga konsentrasi dan stamina.
5. Patuhi Rambu dan Petunjuk Petugas
Ikuti semua arahan petugas di lapangan serta patuhi rambu-rambu lalu lintas. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama.
6. Sediakan Bekal dan Uang Tunai
Meskipun banyak rest area sudah modern, tidak ada salahnya membawa makanan ringan, air minum, serta uang tunai secukupnya untuk berjaga-jaga.
7. Gunakan Transportasi Umum Bila Memungkinkan
Bagi yang tidak ingin repot menyetir sendiri, transportasi umum seperti kereta api, bus AKAP, dan pesawat bisa menjadi pilihan aman dan nyaman.
Imbauan untuk Masyarakat
Pemerintah juga mengimbau agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan selama perjalanan arus balik, mengingat potensi penularan penyakit bisa meningkat pada saat kerumunan.
Selain itu, untuk mengurangi kemacetan di jalan tol, pemudik juga diminta mengisi saldo e-toll sebelum berangkat agar tidak terjadi antrean panjang di gerbang tol.
Dengan persiapan yang matang dari pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam merencanakan perjalanan, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan dengan tertib, aman, dan lancar.