April 27, 2025

Krisis Air di Balik Kemakmuran Digital: Dampak Data Center terhadap Ketersediaan Air Bersih di Indonesia

Fokus keyword: dampak data center terhadap air bersih

Pendahuluan: Wajah Lain Industri Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami lonjakan besar dalam pembangunan pusat data atau data center. Perusahaan teknologi global seperti Google, Amazon, dan Microsoft berlomba-lomba membangun infrastruktur digital untuk mendukung transformasi digital nasional. Namun, di balik kemegahan digital ini, terdapat isu lingkungan yang mulai mencuat: konsumsi air bersih yang sangat tinggi oleh fasilitas data center.

Meskipun data center sering dipandang sebagai industri “hijau” karena tidak menghasilkan emisi seperti sektor industri berat, kenyataannya mereka memiliki jejak ekologis tersendiri — terutama terhadap sumber daya air. Artikel ini akan membahas secara mendalam dampak data center terhadap air bersih di Indonesia.

Bagaimana Data Center Mengonsumsi Air?

Salah satu komponen utama dalam operasional data center adalah sistem pendingin. Server-server yang bekerja 24 jam nonstop menghasilkan panas berlebih yang harus didinginkan agar sistem tetap stabil. Untuk itu, banyak fasilitas menggunakan sistem pendingin berbasis air karena lebih efisien dan murah dibanding sistem pendingin berbasis udara.

Namun, tahukah Anda bahwa satu fasilitas data center skala besar bisa menggunakan ratusan ribu hingga jutaan liter air per hari untuk sistem pendingin ini? Air yang digunakan sering kali berasal dari sumber daya lokal — sungai, air tanah, atau pasokan PDAM — yang juga digunakan oleh masyarakat sekitar.

Studi Kasus: Bekasi dan Batam

Bekasi, salah satu wilayah penyangga Jakarta, kini cmd368 login menjadi salah satu titik panas pembangunan data center. Dalam lima tahun terakhir, setidaknya lima data center besar telah dibangun di kawasan ini. Menurut warga sekitar, mulai terlihat penurunan debit air sumur di beberapa titik perumahan.

Hal serupa juga terjadi di Batam, di mana pembangunan kawasan industri digital terintegrasi mulai menimbulkan kekhawatiran. “Kami sering mengalami gangguan air PDAM, apalagi musim kemarau. Tapi data center tetap jalan,” ungkap Rudi, warga kawasan Batam Center.

Meski belum ada data resmi dari pemerintah mengenai total konsumsi air oleh data center di Indonesia, tren global menunjukkan bahwa sektor ini bisa menjadi konsumen air bersih terbesar dalam satu kawasan.

Kurangnya Regulasi Spesifik

Salah satu penyebab minimnya mitigasi terhadap dampak data center terhadap air bersih adalah belum adanya regulasi khusus yang mengatur konsumsi air oleh fasilitas teknologi ini. Kebijakan lingkungan di Indonesia cenderung masih fokus pada sektor industri konvensional seperti pertambangan atau manufaktur.

Data center saat ini hanya diwajibkan mengikuti standar lingkungan umum, tanpa ada audit khusus terhadap penggunaan air. Hal ini menjadi celah yang dapat memperburuk krisis air di masa depan, terutama di kota-kota besar dengan tekanan populasi yang tinggi.

Inisiatif Hijau: Apakah Cukup?

Beberapa perusahaan teknologi memang mulai menerapkan solusi ramah lingkungan, seperti sistem pendingin berbasis udara atau penggunaan air daur ulang. Namun, implementasinya masih sangat terbatas di Indonesia, yang infrastruktur air daur ulangnya belum berkembang.

Selain itu, inisiatif semacam ini sering kali hanya bersifat voluntary, bukan diwajibkan oleh kebijakan negara. Tanpa insentif atau sanksi, perusahaan cenderung memilih cara yang paling ekonomis, bukan yang paling ekologis.

Apa Solusinya?

Untuk menanggulangi dampak data center terhadap air bersih, perlu dilakukan beberapa langkah strategis:

  1. Audit Lingkungan Khusus untuk Data Center
    Pemerintah perlu menetapkan standar konsumsi air maksimum dan mewajibkan audit berkala untuk fasilitas data center.

  2. Transparansi Konsumsi Air
    Masyarakat berhak tahu berapa banyak air yang dikonsumsi oleh data center di sekitar mereka. Ini mendorong akuntabilitas perusahaan.

  3. Penggunaan Teknologi Pendingin Alternatif
    Perlu didorong investasi dalam teknologi pendingin rendah air seperti pendingin udara dengan efisiensi tinggi atau sistem closed-loop cooling.

  4. Insentif untuk Recycle Water
    Pemerintah dapat memberikan potongan pajak bagi data center yang menggunakan air daur ulang atau memiliki sistem pengelolaan air mandiri.

Penutup: Saatnya Mengkritisi Narasi Digital

Transformasi digital memang membawa banyak manfaat bagi ekonomi dan konektivitas nasional. Namun, kita tidak boleh menutup mata terhadap dampak lingkungan dari proses digitalisasi ini. Krisis air adalah ancaman nyata, dan jika tidak diantisipasi sejak dini, bisa menjadi bumerang bagi keberlanjutan Indonesia ke depan.

Sebagai masyarakat yang semakin bergantung pada layanan digital, kita perlu mengawal agar pembangunan infrastruktur digital juga berjalan selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Menyoroti dampak data center terhadap air bersih adalah langkah awal untuk membangun ekosistem teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga bertanggung jawab.

Share: Facebook Twitter Linkedin